Senin, 24 September 2018

Beragam


Ada beragam dedaunan yang berjatuhan di hutan, ada beragam pohon yang mengitari hutan, ada beragam bintang yang bersinar di langit malam nan gelap, ada beragam bangsa burung yang bermigrasi saat musim dingin mulai tiba, ada pula beragam bebatuan karang di lautan lepas, ada beragam makhluk hidup yang menempati dunia yang menyesakkan, bahkan ada beragam kisah dengan dilema yang unik. Inilah salah satunya.


                Suara hewan malam mulai terdengar diantara gesekan alas septum dengan dedaunan kering yang berserakan di atas tanah. Beberapa burung elang mulai memasuki hutan dan melindungi anak-anaknya. Sang mentari pun mulai meredup di ufuk barat dengan selimutan awan tebal nan gelap. Nirmala mulai mempercepat langkah kakinya. Keranjang yang berisi tanaman obat dari hutan terayunkan dengan lembut ke kanan dan ke kiri.
            Nirmala tiba di dalam rumah dengan tepat waktu karena kurang dari lima menit hujan turun dengan cukup deras. Ia lalu menyiapkan air hangat dan sebuah lap kecil. Ia hampiri Hayati yang sedang tertidur pulas di tempat tidur dengan lengan penuh darah.
Hari ini telah terjadi suatu hal yang mengerikan. Sepulang dari kota, Hayati menangis dengan tersedu di pangkuan Nirmala dari pagi hingga petang. Hayati bercerita bahwa Zainudin kekasih hatinya tidak mau menerimanya kembali karena kini Hayati bukanlah orang kaya dan berada seperti dahulu kala. Selain itu, Zainudin mengatakan bahwa Hayati bukanlah gadis cantik dengan pribadi baik namun kini perangainya seperti wanita matre. Zainudin pun memutuskan hubungan secara sepihak. Faktanya Hayati lah yang menemukan bukti bahwa Zainudin telah bersama wanita cantik nan kaya raya bernama Namiah. Hati Hayati benar-benar tidak dapat menerima kenyataan yang ada, ia menangis sejadi-jadinya tanpa peduli bahwa hari telah berganti.
Puncaknya ialah ketika Nirmala hendak mengambil air minum di dapur, Hayati yang saat itu sedang duduk di ruang tamu melihat pecahan keramik di sisi kursi. Tanpa berpikir panjang, ia pun menyayat pergelangan tangan kirinya hingga darah segar menetes ke tanah. Nirmala terkejut mendapati cairan merah segar mengalir dari tangan Hayati, dengan segera ia pun memeluk Hayati. Hayati pun kembali menangis.
“sudah cukup Hayati, kau tak perlu menyakiti dirimu sendiri seperti ini,” isak Nirmala.
“a..aku hanya membandingkan rasa sakit lengan yang terluka dengan rasa sakit hatiku, ternyata… ternyata lebih sakit hatiku,” jawab Hayati dengan terbata-bata.
Nirmala tak sampai hati melihat saudaranya kini menjadi pribadi yang menyedihkan. Seraya mengobati lengan Hayati yang sedang tertidur, ia pun menyeka air matanya yang kembali membasahi pelupuk matanya. Ia oleskan lap kain yang sudah dibasahi dengan air hangat dengan perlahan kemudian tanaman obat yang sudah ia cari, diletakkannya di atas luka-luka sayatan di lengan Hayati. Air matanya kembali turun ketika teringat perkataan Hayati, bagaimana cara mengobati luka dihatinya? Pikirnya dalam sedih.
Nirmala mulai membungkus luka lengan Hayati dengan kain bersih dari sobekan bajunya. Ia pun memastikan bahwa Hayati telah tertidur dengan pulas. Ia berjalan pelan keluar rumah dan memandang langit gelap dan kelam. Angin malam serasa menusuk dan membuat kedua tangannya diletakkan di depan dadanya untuk sekedar menghangatkan dengan uap dari mulutnya.
“apakah malam selalu segelap ini? Apakah malam selalu kelam seperti ini? Apakah bulan dan bintang menghilang? Mengapa mereka menghilang? Apakah mereka takut dengan awan kelabu milik badai? Apakah awan kelabu selalu menakutkan?” perlahan semua pertanyaan keluar dari mulutnya.
Tak berapa lama, sebuah bintang bersinar perlahan diantara awan yang kelabu. Nirmala terkejut dan menyadari sesuatu bahwa kehidupan ini benar-benar beragam. Kita akan mengira bahwa hidup ini akan berjalan semestinya namun jika kita mau dan berani melangkah dari kebiasaan kita maka kehidupan itu akan berjalan sesuai dengan jalur yang kita pilih, karena sejatinya hidup ialah beralih dari takdir yang satu ke takdir yang lainnya. Sama seperti kisah Hayati, kehidupan Hayati mungkin kini berasa seperti awan kelabu di langit gelap namun apabila Hayati bisa mengambil hikmah dan mulai kehidupan baru dengan sinarnya seperti dahulu maka takkan mustahil bahwa awan kelabu akan menyingkir perlahan dan kemudian hilang selamanya karena bintang telah bersinar.
Hayati, aku harap kau bisa kembali bersinar..

Oleh : Anonim Hujan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar