Ada beragam dedaunan yang
berjatuhan di hutan, ada beragam pohon yang mengitari hutan, ada beragam
bintang yang bersinar di langit malam nan gelap, ada beragam bangsa burung yang
bermigrasi saat musim dingin mulai tiba, ada pula beragam bebatuan karang di
lautan lepas, ada beragam makhluk hidup yang menempati dunia yang menyesakkan,
bahkan ada beragam kisah dengan dilema yang unik. Inilah salah satunya.
Suara hewan malam mulai terdengar
diantara gesekan alas septum dengan dedaunan kering yang berserakan di atas
tanah. Beberapa burung elang mulai memasuki hutan dan melindungi anak-anaknya.
Sang mentari pun mulai meredup di ufuk barat dengan selimutan awan tebal nan gelap.
Nirmala mulai mempercepat langkah kakinya. Keranjang yang berisi tanaman obat
dari hutan terayunkan dengan lembut ke kanan dan ke kiri.
Nirmala tiba di dalam rumah dengan
tepat waktu karena kurang dari lima menit hujan turun dengan cukup deras. Ia lalu
menyiapkan air hangat dan sebuah lap kecil. Ia hampiri Hayati yang sedang
tertidur pulas di tempat tidur dengan lengan penuh darah.
Hari ini telah terjadi suatu hal yang
mengerikan. Sepulang dari kota, Hayati menangis dengan tersedu di pangkuan
Nirmala dari pagi hingga petang. Hayati bercerita bahwa Zainudin kekasih
hatinya tidak mau menerimanya kembali karena kini Hayati bukanlah orang kaya
dan berada seperti dahulu kala. Selain itu, Zainudin mengatakan bahwa Hayati
bukanlah gadis cantik dengan pribadi baik namun kini perangainya seperti wanita
matre. Zainudin pun memutuskan hubungan secara sepihak. Faktanya Hayati lah
yang menemukan bukti bahwa Zainudin telah bersama wanita cantik nan kaya raya
bernama Namiah. Hati Hayati benar-benar tidak dapat menerima kenyataan yang
ada, ia menangis sejadi-jadinya tanpa peduli bahwa hari telah berganti.
Puncaknya ialah ketika Nirmala hendak
mengambil air minum di dapur, Hayati yang saat itu sedang duduk di ruang tamu
melihat pecahan keramik di sisi kursi. Tanpa berpikir panjang, ia pun menyayat
pergelangan tangan kirinya hingga darah segar menetes ke tanah. Nirmala
terkejut mendapati cairan merah segar mengalir dari tangan Hayati, dengan
segera ia pun memeluk Hayati. Hayati pun kembali menangis.
“sudah cukup Hayati, kau tak perlu
menyakiti dirimu sendiri seperti ini,” isak Nirmala.
“a..aku hanya membandingkan rasa sakit
lengan yang terluka dengan rasa sakit hatiku, ternyata… ternyata lebih sakit
hatiku,” jawab Hayati dengan terbata-bata.
Nirmala tak sampai hati melihat
saudaranya kini menjadi pribadi yang menyedihkan. Seraya mengobati lengan
Hayati yang sedang tertidur, ia pun menyeka air matanya yang kembali membasahi
pelupuk matanya. Ia oleskan lap kain yang sudah dibasahi dengan air hangat
dengan perlahan kemudian tanaman obat yang sudah ia cari, diletakkannya di atas
luka-luka sayatan di lengan Hayati. Air matanya kembali turun ketika teringat
perkataan Hayati, bagaimana cara mengobati luka dihatinya? Pikirnya dalam
sedih.
Nirmala mulai membungkus luka lengan
Hayati dengan kain bersih dari sobekan bajunya. Ia pun memastikan bahwa Hayati
telah tertidur dengan pulas. Ia berjalan pelan keluar rumah dan memandang
langit gelap dan kelam. Angin malam serasa menusuk dan membuat kedua tangannya
diletakkan di depan dadanya untuk sekedar menghangatkan dengan uap dari
mulutnya.
“apakah malam selalu segelap ini?
Apakah malam selalu kelam seperti ini? Apakah bulan dan bintang menghilang?
Mengapa mereka menghilang? Apakah mereka takut dengan awan kelabu milik badai?
Apakah awan kelabu selalu menakutkan?” perlahan semua pertanyaan keluar dari
mulutnya.
Tak berapa lama, sebuah bintang
bersinar perlahan diantara awan yang kelabu. Nirmala terkejut dan menyadari
sesuatu bahwa kehidupan ini benar-benar beragam. Kita akan mengira bahwa hidup
ini akan berjalan semestinya namun jika kita mau dan berani melangkah dari
kebiasaan kita maka kehidupan itu akan berjalan sesuai dengan jalur yang kita
pilih, karena sejatinya hidup ialah beralih dari takdir yang satu ke takdir
yang lainnya. Sama seperti kisah Hayati, kehidupan Hayati mungkin kini berasa
seperti awan kelabu di langit gelap namun apabila Hayati bisa mengambil hikmah
dan mulai kehidupan baru dengan sinarnya seperti dahulu maka takkan mustahil
bahwa awan kelabu akan menyingkir perlahan dan kemudian hilang selamanya karena
bintang telah bersinar.
Hayati, aku harap kau bisa kembali
bersinar..
Oleh : Anonim Hujan